Tabon, Pameran Seni Rupa Kontemporer dan Semestanya

- 21 April 2024, 20:26 WIB
Gambar Ilustrasi
Gambar Ilustrasi /Joe/

PRIANGANINSIDER - Tabon diambil dari bahasa Sansekerta yang bermakna rumah atau kebun warisan leluhur, sebagai tempat muasal, berpulang dan berkumpul.

Tabon, dengan demikian, merupakan titik mula suatu masyarakat tercipta melalui perkembangan pohon kekerabatan yang terus meluas, baik lewat perkawinan mapun keturunan, hingga terbentuk sebuah kelompok sosial, masyarakat, bahkan bangsa.

Dalam proses perkembangan tersebut, sebuah masyarakat atau bangsa membentuk pandangan hidup (kosmologi) yang tertanam dalam diri setiap individu (mikro-kosmos) serta terpancar pada realitas sosial dan lingkungan alamnya (makro-kosmos).

Baca Juga: Kejagung Sita Asset Perusahaan Terkait Korupsi PT. Timah
.
Dalam kosmologi tersebut, perkembangan masyarakat senantiasa memperhitungkan faktor keseimbangan antara alam, budaya dan entitas spiritual, serta antara pertumbuhan populasi, kecukupan sumberdaya serta
model tatanan sosial masyarakatnya.

Di dalam bidang seni rupa kontemporer, tabon merupakan suatu gagasan yang disodorkan untuk menjelajahi posisi dan makna seni di dalam kosmologi suatu masyarakat.

Ini dimaksudkan sebagai wahana untuk merancang, merenungkan, dan mempersembahkan berbagai perkembangan di kemudian hari, baik terkait rekayasa konseptual, material dan presentasi sosialnya.

Dengan tabon kita dapat melihat lintasan perkembangan seni sebagai bagian dari perkembangan masyarakat serta berbagai pandangan hidup yang menyertainya.

Baca Juga: Tidak Ada yang Salah dengan Salafi, Ini Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah

Dewasa ini, kita tengah hidup dalam sebuah masa di mana mobilitas manusia, benda dan gagasan terjadi dalam percepatan (velocity) yang luar biasa, sehingga terjadi persinggungan antar pandangan hidup yang berbeda-beda.

Di satu sisi kadang terjadi peleburan (fusion) antar pandangan hidup, di sisi lain terkadang terjadi gesekan (friction), dan dalam kesempatan lain berbagai pandangan hidup secara otonom dan koeksisten.

Halaman:

Editor: Juhendi Majid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah