Ayip menegaskan, perceraian adalah fenomena sosial yang kompleks, dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk komunikasi yang buruk, perbedaan nilai-nilai, dan ketidakcocokan.
Baca Juga: Jadwal Bioskop Godzilla X Kong: The New Empire Hari Ini Di Garut
“Namun, dalam beberapa kasus, angka kemiskinan dapat menjadi salah satu penyebab yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat perceraian dalam suatu masyarakat,” tegasnya.
Ayip juga menjelaskan bagaimana kemiskinan dapat mempengaruhi hubungan antara pasangan dan pada gilirannya memperkuat risiko perceraian.
“Ketika keluarga berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan, stres keuangan dapat meningkat. Stres ini bisa memicu pertengkaran dan ketegangan di antara pasangan, menyebabkan ketidakstabilan dalam hubungan mereka,” jelasnya.
Baca Juga: Krisis Pemain Melawan Bhayangkara FC, Persib Tidak Diperkuat Gelandang Andalan
Keluarga miskin mungkin menghadapi keterbatasan akses terhadap layanan bantuan pernikahan, konseling, atau dukungan sosial lainnya yang dapat membantu mereka mengatasi masalah dalam pernikahan mereka.
“Dengan keterbatasan ini dapat memperburuk konflik dan kesulitan komunikasi di antara pasangan,” tukasnya.
Ketua PA Garut berpendapat, ketika pasangan berjuang untuk bertahan hidup, prioritas mereka mungkin menjadi sangat berbeda.