PRIANGANINSIDER - Nasib para guru honorer di Kabupaten Garut sedang tidak baik-baik saja. Pasalnya keberadaan mereka kini mulai tergeser akibat kebanjiran guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) ke sekolah tempat mereka mengajar.
Keluhan para guru honorer tersebut dicetuskan dengan mendatangi Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah XI, Jawa Barat, Jalan Ahmad Yani, Garut, Jawa Barat pada Kamis (04/04/2024) lalu.
Menurut salah seorang guru honorer yang turut serta dalam giat tersebut Asep Ruhiman menyebutkan, keresahan guru honorer SMA, SMK, dan SLB yang mengajar di sekolah Negeri ini muncul sejak dua tahun terakhir, Rabu (24/04/2024).
Baca Juga: Bawaslu Garut : Seleksi Panwascam Pilkada 2024 akan Dibagi Dua Tahap
"Sayangnya saat itu pak KCD sedang tidak berada di kantor sehingga akhirnya kami diterima oleh Kasubag TU, pak Apip Saeful Bahri," ujar Asep.
Para guru honorer yang tergabung dalam Forum Guru Honorer Provinsi Wilayah XI menyesalkan dengan banyaknya guru PPPK yang ditugaskan di sekolah tempat mereka mengajar sehingga menggeser posisi mereka.
"Kalaupun sampai saat ini para guru honorer masih bisa mengajar, tapi jumlah jam mengajarnya pun sudah sangat sedikit. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap pendapatan honor mereka yang juga terus menyusut," ucap Asep yang juga bendahara Serikat Guru Indonesia (SEGI) Kabupaten Garut ini.
Baca Juga: Perjalanan Sejarah Padi Dalam Peradaban Manusia
Asep yang mengaku sebagai tenaga pengajar honorer mata pelajaran (mapel) Bahasa Inggris ini merasa miris dengan situasi seperti ini karena posisi mapelnya ditambah mapel Matematika dan PAI yang paling rentan tergeser.
"Ada ratusan guru honorer yang posisinya terancam yang sudah mengabdi sejak tahun 2001 termasuk saya, secara keseluruhan mengajar di Sekolah negeri dan para guru PPPK penggantinya dari swasta, " lenguhnya.