PRIANGANINSIDER - Sufisme telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam sejarah intelektual dan spiritual dunia Islam.
Berakar dalam pencarian makna dalam ajaran Islam, Sufisme menekankan pada pengalaman langsung dan personal dengan Tuhan, melalui praktik-praktik spiritual dan introspeksi.
Sufisme muncul pada awal abad ke-8 Masehi di wilayah Persia dan Mesir, tetapi akarnya bisa ditelusuri lebih jauh lagi ke zaman awal Islam.
Para pelopor awal Sufisme, seperti Hasan al-Basri dan Rabi'ah al-Adawiyah, menekankan pentingnya cinta dan pengabdian kepada Tuhan serta pemurnian jiwa dari hawa nafsu dan hal-hal duniawi.
Baca Juga: Shin Tae-yong Patahkan Mitos Korea Selatan Raja Asia, Kekalahannya Sangat Memalukan
Pada abad berikutnya, Sufisme berkembang pesat, terutama di bawah pengaruh tokoh-tokoh seperti Jalaluddin Rumi, Al-Ghazali, dan Ibnu Arabi.
Mereka menegaskan bahwa kebenaran tidak hanya dapat dicapai melalui pengetahuan intelektual, tetapi juga melalui pengalaman mistik dan kesadaran batin.
Ajaran Sufisme berpusat pada konsep tasawuf, yang merupakan pencarian kesatuan dengan Tuhan. Praktik-praktik seperti dzikir (pengulangan nama Tuhan), meditasi, dan puasa digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesadaran spiritual.
Baca Juga: Koin Kuno Rp100 Rumah Gadang Jenis Pattern Dihargai Mahal, Kenali Cirinya
Selain itu, guru spiritual atau syekh juga memainkan peran penting dalam membimbing para murid mereka menuju pemahaman yang lebih dalam tentang Tuhan dan diri mereka sendiri.