Studi Terbaru: Satelit Starlink Ancam Lapisan Ozon Bumi Jika Terdeorbit

- 18 Juni 2024, 21:00 WIB
Pro Kontra soal Starlink, Berikut Keunggulan dan Kelemahan Starlink
Pro Kontra soal Starlink, Berikut Keunggulan dan Kelemahan Starlink /


Priangan insider - Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa satelit Starlink milik Elon Musk dapat merusak lapisan ozon pelindung bumi jika terjadi deorbit, menurut laporan yang diterbitkan minggu lalu di jurnal Geophysical Research Letters.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa satelit besar seperti Starlink dari SpaceX bisa melepaskan sejumlah besar gas aluminium oksida ke atmosfer yang berpotensi mengakibatkan penipisan lapisan ozon. Aluminium oksida dipercaya dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon dengan cara memicu reaksi berbahaya dengan klorin, demikian penelitian tersebut menjelaskan.

Baca Juga: Bukan Banting Harga Elon Musk Siapkan Strategi Baru Starlink Mini Harga Jauh lebih Murah

Penyelidik menyoroti bahwa oksida ini dapat tetap bertahan di atmosfer dan merusak lapisan ozon selama beberapa dekade ke depan, memperingatkan akan dampak potensialnya.

Seorang penulis studi, Joseph Wang, menyatakan, "Baru-baru ini ada peningkatan kesadaran tentang kemungkinan masalah ini. Kami berada di barisan terdepan yang mengevaluasi implikasi dari temuan ini." Dilansir independent.co.uk

Komunitas ilmuwan sangat prihatin karena permintaan akan jaringan internet global mendorong peningkatan jumlah peluncuran satelit komunikasi kecil. Lapisan ozon di atmosfer bumi memiliki peran vital dalam menyerap radiasi ultraviolet berbahaya dari Matahari, yang jika tidak diserap dapat mengakibatkan kanker kulit serta berdampak negatif pada hasil panen dan produksi pangan.

Baca Juga: Menjual Koin Kuno Mahal Jenis Pattern di Situs Ini, Dapatkan Penawaran Tinggi

Ilmuwan mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap dampak lingkungan dari potensi reentry satelit yang saat ini masih belum sepenuhnya dipahami.

Menurut para peneliti, setiap satelit kecil yang terbakar dapat menghasilkan sekitar 30 kg aluminium oksida. Mereka memperkirakan bahwa pada tahun 2022 saja, satelit jatuh tersebut dapat menyumbangkan sekitar 17 ton partikel kecil aluminium oksida.

Halaman:

Editor: Roni Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah