Sejarah Asal Mula Uang Jadi Alat Pembayaran

- 7 Mei 2024, 15:14 WIB
Gambar Ilustrasi
Gambar Ilustrasi /Joe/

PRIANGANINSIDER - Asal mula uang sebagai alat pembayaran adalah sebuah evolusi panjang dalam sejarah manusia, yang berkembang dari sistem barter ke penggunaan uang yang kita kenali saat ini.

Pada awalnya, manusia hidup dalam sistem ekonomi barter, di mana barang ditukar langsung dengan barang lain yang dibutuhkan. Sistem ini memiliki banyak keterbatasan, terutama dalam menentukan nilai tukar yang setara dan kesulitan dalam penyimpanan barang.

Sebagai solusi dari keterbatasan barter, masyarakat mulai menggunakan barang-barang tertentu sebagai media tukar yang umumnya diterima, seperti garam, kerang, biji-bijian, dan lainnya. Barang-barang ini dipilih karena beberapa alasan, seperti keawetan, kemudahan dibawa, dan nilai intrinsik.

Baca Juga: Mengapa Matahari Keluarkan Api, Sedangkan di Angkasa Tidak Ada Oksigen?

Penggunaan logam, khususnya emas dan perak, menjadi populer karena sifatnya yang tahan lama, mudah dibentuk, dan nilainya yang tinggi. Logam mulia ini mulai dijadikan bentuk standar, seperti batangan atau koin yang ditimbang saat transaksi.

Sejarah mencatat bahwa koin pertama kali diciptakan di Kerajaan Lydia (sekarang bagian dari Turki) sekitar abad ke-7 SM. Koin-koin ini terbuat dari campuran emas dan perak yang disebut elektrum. Koin ini memudahkan transaksi dan standarisasi nilai.

Uang kertas pertama kali muncul di China selama Dinasti Tang (618-907 M) dan menjadi populer pada masa Dinasti Song (960-1279 M). Penggunaannya kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui jalur perdagangan. Uang kertas pada awalnya adalah janji untuk membayar pemegang uang jumlah tertentu dalam bentuk logam mulia.

Baca Juga: Jika PKL Direlokasi ke Jalan Ciledug, Kadishub Garut: Penlok Parkir Harus Dicabut Supaya Tidak Dobel

Sistem moneter modern mulai berkembang dengan adanya bank-bank sentral yang mengeluarkan mata uang dan mengatur nilai tukarnya. Standar emas, di mana nilai mata uang diikat pada cadangan emas, digunakan secara luas hingga pertengahan abad ke-20.

Setelah itu, sebagian besar negara beralih ke sistem nilai tukar fiat, di mana nilai uang ditentukan oleh kepercayaan pada pemerintah yang mengeluarkannya dan bukan didasarkan pada cadangan fisik apa pun.

Halaman:

Editor: Juhendi Majid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah