Jepang Terancam Krisis Demografis Akibat Angka Kelahiran yang Terus Menurun

- 22 Mei 2024, 13:05 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Joe/

PRIANGANINSIDER - Jepang menghadapi krisis demografis yang serius dengan angka kelahiran yang terus menurun selama beberapa dekade terakhir.

Fenomena ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan ekonomi dan sosial negara tersebut. Di sini kita akan mengulas beberapa alasan utama mengapa Jepang mengalami penurunan angka kelahiran:

Tingginya Biaya Hidup dan Pendidikan,
Hidup di kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka sangat mahal. Biaya perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan terus meningkat.

Hal ini membuat pasangan muda merasa berat untuk memiliki anak. Biaya pendidikan yang tinggi juga menjadi penghalang bagi keluarga untuk memiliki lebih dari satu anak.

Baca Juga: Kejaksaan Agung Tangkap Buronan (DPO) Tindak Pidana Penipuan, Jumaliati Febriani alias Ani

Kultur Kerja yang Intens:
Jepang dikenal dengan budaya kerja yang menuntut jam kerja panjang dan dedikasi tinggi. Banyak pekerja merasa tertekan oleh tanggung jawab pekerjaan mereka.

Jam kerja yang mengurangi waktu dan energi yang dapat mereka alokasikan untuk kehidupan pribadi dan keluarga. Akibatnya, banyak pasangan menunda atau bahkan menghindari memiliki anak.

Perubahan Sosial dan Nilai-nilai:
Ada pergeseran nilai di kalangan generasi muda Jepang. Banyak orang muda sekarang lebih menghargai kebebasan pribadi dan karier daripada komitmen tradisional terhadap pernikahan dan keluarga.

Fenomena ini juga tercermin dalam meningkatnya jumlah individu yang memilih untuk tetap melajang atau menikah di usia yang lebih tua.

Keterbatasan Dukungan untuk Keluarga:
Meskipun ada beberapa kebijakan dukungan keluarga, seperti cuti melahirkan dan subsidi anak, banyak yang merasa bahwa kebijakan tersebut masih belum memadai.

Halaman:

Editor: Juhendi Majid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah