WhatApp Lebih Bahaya Ketimbang Starlink? Ini Kata Menkominfo

- 11 Juni 2024, 11:30 WIB
Ilustrasi starlink+ whatsApp
Ilustrasi starlink+ whatsApp /Istimewa/

Priangan insider- Menkominfo Budi Arie Setiadi telah menegaskan bahwa menurutnya, aplikasi WhatsApp (WA) lebih berisiko dalam hal keamanan data jika dibandingkan dengan layanan internet Starlink. Budi Arie menyatakan bahwa karena WhatsApp telah digunakan oleh ratusan juta masyarakat Indonesia, aplikasi berbagi pesan singkat tersebut mengandung lebih banyak data pribadi ketimbang Starlink.

"Dalam konteks ini, Over the Top (OTT) seharusnya diatur, terutama WhatsApp. Jika saya harus memilih, lebih berisiko antara Starlink dan WhatsApp, saya akan menilai WhatsApp lebih berbahaya," ujar Budi Arie dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, seperti yang dilansir dari unggahan video di kanal YouTube Komisi I DPR RI.

Baca Juga: Wow! Starlink Kembali Banting Harga Setelah Promo Habis, Simak Harga Terbarunya

Budi juga menjelaskan bahwa saat ini jumlah pengguna WhatsApp di Indonesia telah mencapai angka 250 juta, melebihi pengguna Starlink, layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk yang baru tersedia di Indonesia.

"Dalam hal kedaulatan data, pertanyaaannya adalah di mana? Teh Nurul (Nurul Arifin) menghapus WA dari orang kita dengan cepat, karena jika tidak dihapus, data yang tersimpan merupakan risiko," tambah Budi.

"Jadi, jika kita bicara tentang kedaulatan data, ada 250 juta pengguna WhatsApp di Indonesia, sedangkan pengguna Starlink baru sekitar 1.000 hingga 2.000 pengguna, sementara pengguna WhatsApp mencapai 250 juta," lanjutnya.

Baca Juga: Update Segera! WhatsApp Messenger Ada Fitur Baru yang Wajib Dicoba!

Karenanya, Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika, meminta agar dialog untuk mengatur regulasi platform OTT segera dilakukan bersama Komisi I. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk melindungi keamanan data konsumen Indonesia agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Itulah mengapa mengatur OTT sangat penting, kita perlu melakukan dialog khusus. Ini merupakan masalah kedaulatan, termasuk masalah pemindahan pusat data ke Indonesia," tegasnya.(***)

Editor: Roni Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah