Network
PRIANGANINSIDER - Meskipun angka stunting di Kabupaten Garut naik dari 23,6% menjadi 24,1% pada tahun 2023 berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), Pemerintah Kabupaten Garut tetap optimis menargetkan prevalensi stunting di bawah 14% pada tahun 2024, sesuai dengan target nasional.
Komitmen ini diungkapkan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Garut, Didit Fajar Putradi, dalam acara Penilaian Kinerja Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting di kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2024.
Baca Juga: Sambut Ulang Tahun ke-6 Santika Garut Keluarkan Promo Wedding
Didit menyebut bahwa angka 24,1% pada tahun 2023 akan mendorong kolaborasi pemangku kepentingan serta peran yang jelas untuk percepatan penurunan stunting di Kabupaten Garut. Fokusnya adalah memastikan prevalensi stunting tetap di bawah 14% pada tahun 2024, sejalan dengan sasaran nasional.
Kebijakan kesehatan terkait stunting terintegrasi dalam perencanaan pembangunan RPJMD 2019-2024 Kabupaten Garut yang bertujuan mewujudkan kualitas kehidupan yang agamis, sehat, cerdas, dan berdaya.
Pada tahun 2023, Kabupaten Garut telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan menyusun laporan semester 2 TPPS serta menganalisis 8 aksi konvergensi.
Baca Juga: Dokter Nufus Jelaskan Manfaat Lidah Buaya Untuk Mengatasi Rambut Rontok
Stunting dijadikan prioritas ketiga dalam RKPD Tahun 2023 dan ditempatkan sebagai fokus kebijakan kelima untuk memperkuat penurunan prevalensi stunting.
Didit menegaskan bahwa 8 aksi konvergensi stunting menjadi panduan bagi Pemkab Garut, yang memberikan dasar untuk komitmen dan kebijakan yang diperlukan guna mencapai target yang telah ditetapkan.(***)
