Network
PRIANGANINSIDER - Petani kopi yang tergabung dalam LMDH Sukawargi, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, harus menelan kerugian mencapai Rp1,2 miliar. Lantaran, pohon kopi yang siap panen diduga dirusak oleh oknum aparat Polisi Hutan (Polhut) BBKSDA Wilayah Garut.
Ketua LMDAH Sukawargi, Anang, membenarkan adanya dugaan pengrusakan yang dilakukan oknum Polhut BBKSDA Wilayah Garut, terhadap 5000 pohon kopi yang siap panen.
"Menurut sumber dan petani bahwa lokasi Kebon Kopi Legok Pulus berada di wilayah areal Perhutani Kabupaten Garut, berdasarkan peta yg dimiliki oleh KPH Perhutani Wilayah Garut," ujar Anang, Selasa (21/5/2024).
Baca Juga: Pria dari Sleman Sukses Budidayakan Ikan Channa, Ekspor Sampai Eropa, Mau Tahu Tipsnya?
Dikatakan Anang, bahwa para petani sudah menggarap lahan tersebut sudah hampir 20 tahun. Selama 20 tahun menggarap tanah tidak ada masalah, namun baru kali ini ada tindakan yang sewenang-wenang tidak berdasar yang dilakukan oleh BBKSDA.
"Tanpa alasan yang jelas BBKSDA melakukan Pengrusakan pohon kopi yang siap panen sebanyak 5000 pohon kopi milik 30 org petani dirusak dengan menggunakan gergaji dan menggunakan simso mesin. Sehingga para Petani kopi sangat merugi dengan tindakan tersebut,"
Menurut para petani, kata Anang, tidak ada pemberitahuan terdahulu dari BBKSDA, sehingga membuat shock para petani dengan kejadian ini.
Baca Juga: Dinas Pertanian Garut, Lakukan Pengecekan Saluran Pertanian yang Hilang Dibangun Pabrik
Sementara Direktur Eksekutif KIBMA Jabar Heri Hasan Basri, S.H., S.IP., M.Si selaku kuasa hukum para petani kopi di Legok Pulus, atas peristiwa ini menuding ada disharmoni antara kedua kedua Lembaga negara dan menduga ada praktek Mafia lahan yang merasa terusik. Lantaran, disekitar lokasi tanaman kopi tersebut ada lahan pertambangan Galian C yang disinyalir itu merupakan areal konservasi.
