Kadispora Garut Disebut Bergaya Kolonial Belanda, Usir Pedagang Bunga Diminta Ada Solusi

- 26 Maret 2024, 02:17 WIB
Audiensi antara Kelompok Pedagang Bunga Hias (KPBH) dengan Kadispora Garut di kantor Dispora. Pedagang bunga hias meminta solusi atas rencana penggusuran
Audiensi antara Kelompok Pedagang Bunga Hias (KPBH) dengan Kadispora Garut di kantor Dispora. Pedagang bunga hias meminta solusi atas rencana penggusuran /Gilang Candra Kirana (Istimewa)/

PRIANGANINSIDER - Sejumlah pedagang bunga hias yang tergabung dalam Kelompok Pedagang Bunga Hias (KPBH) akhirnya terealisasi melaksanakan audiensi bersama Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Garut, Senin 25 Maret 2024, di kantor Dispora.

Audiensi tersebut, adalah buntut dari protes pedagang bunga hias yang sebelumnya mendapatkan surat dari Kepala Dispora (Kadispora) Garut bahwa mereka harus mengosongkan tempat jualan di jalan Merdeka, kawasan dekat Kerkhof, Kecamatan Tarogong Kidul.

Perintah pengosongan tempat tersebut, karena Dispora sendiri akan membangun gedung pemuda di tanah yang diklaim milik Pemerintah Kabupaten Garut tersebut.

Baca Juga: Banjir Bandang dan Longsor di Bandung Barat Sembilan Orang Hilang

Namun pedagang merasa kurang nyaman atas perintah pengosongan tersebut, pasalnya tidak ada musyawarah sebelumnya dan tiba-tiba mendapatkan surat yang mengagetkan seperti itu.

Padahal menurut pedagang bunga hias, mereka sudah menempati tanah tersebut puluhan tahun sejak era bupati Dede Satibi dan secara lisan pernah mendapatkan izin dari bupati Garut yang berhasil membangun SOR Kerkhof tersebut.

Dalam audiensi tersebut, Heru Sugiman, juru bicara pedagang bunga hias tidak setuju dengan cara Kadispora Garut yang terkesan otoriter. Bahkan Heru dengan lantang menyebut Kadispora Garut seperti bergaya kolonial Belanda.

Baca Juga: Setelah 30 Tahun Pedagang Bunga Hias Harus Terusir

Pasalnya kata Heru, perintah pengosongan tempat itu tidak didasari dulu dengan musyawarah sebelumnya. Kemudian pengosongan itu juga tidak menyertakan solusi, kemana pedagang harus menyambung hidupnya. Terlebih lagi sekarang ini sudah memasuki bulan Ramadhan, dimana pedagang memerlukan uang.

Halaman:

Editor: Feri C


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah