Network
Priangan Insider - Belum lama ini Satuan Tugas (Satgas) Judi Online terus bergerak memberantas penyakit masyarakat ini. Data terbaru dari Satgas menunjukkan bahwa Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah pelaku judi online terbanyak, diikuti DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
Temuan ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah dan masyarakat, khususnya di daerah-daerah dengan angka pelaku judi online yang tinggi. Judi online tak hanya merugikan secara finansial, tapi juga membahayakan generasi muda dan memicu berbagai tindak kriminalitas.
Berdasarkan data Satgas Judi Online per Juni 2024, Jawa Barat memiliki 535.644 pelaku judi online dengan total nilai transaksi mencapai Rp3,8 triliun. Angka ini jauh melampaui provinsi lain, seperti DKI Jakarta dengan 238.568 pelaku dan Jawa Tengah dengan 201.963 pelaku.
Baca Juga: Anime Wind Breaker Bersiap Merilis Musim Kedua: Genre Delinquent Klasik Kembari Bergairah
Data ini diperparah dengan fakta bahwa judi online tak hanya menjerat orang dewasa, tapi juga anak-anak di bawah umur. Berdasarkan data Satgas, terdapat 80.000 pemain judi online berusia di bawah 10 tahun.
Akses internet yang mudah dan minimnya edukasi tentang bahaya judi online menjadi faktor utama maraknya praktik ini di kalangan anak-anak.
Dampak negatif judi online tak hanya berhenti pada kerugian finansial. Judi online dapat memicu kecanduan, depresi, dan bahkan tindakan kriminalitas.
Baca Juga: Puti Malabin: Tonggak Sejarah Pelepasan Harimau Sumatera Betina dalam Upaya Pelestarian
Judi online adalah penyakit masyarakat yang harus diberantas bersama-sama. Diperlukan upaya keras dari pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat untuk memerangi judi online dan melindungi generasi muda dari bahaya perjudian daring.
