Kepala BMKG Ungkap Penyebab Gempa Magnitudo 6,5 di Kabupaten Garut

- 28 April 2024, 21:57 WIB
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr. Ir. Dwikorita Karnawati baju biru di dampingi kelapa pelaksana bpbd dan pjs bupati garut
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr. Ir. Dwikorita Karnawati baju biru di dampingi kelapa pelaksana bpbd dan pjs bupati garut /Roni hidayat/prianganinsider.com/

PRIANGANINSIDER - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr. Ir. Dwikorita Karnawati atau yang sering di sebut Rita, menjelaskan bahwa gempa bermagnitudo 6,5 yang mengguncang Kabupaten Garut Sabtu (27/4/2024) dipicu oleh Adanya diformasi batuan di dalam lempeng samudra Indo- Australia.

Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa gempa tersebut terjadi pada kedalaman 72 kilometer di bawah permukaan laut, dengan episenter berada di sekitar wilayah Kabupaten Garut. Meskipun gempa ini cukup kuat, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan hingga saat ini.

Baca Juga: BPBD Jabar : Daerah yang Terkena Dampak Gempa 6,5 M Terus Bertambah Menjadi 17 Kabupaten/Kota

Menurut Dwikorita, kekuatan Magnitudo Gempa lebih besar dari gempa yang terdapat di Kabupaten Cianjur namun untuk di kabupaten garut berberda pusat gempa sendiri berasa berada di kedalaman laut.

"Kalo magnitudonya lebih besar di Garut dari pada di cianjur disana cuma 5,4 M lebih besar yang saat ini hanya karna pusat gempanya di cianjur itu ada di darat kurang dari 10KM, sementara yang saat ini pusat gempanya ada di laut kedalaman 72 km, sehingga memang dampak nya lebih besar yang cianjur, karna dekat dengan pemukiman juga menjadi faktor dan tampaknya kita lihat di lapangan rumahnya belum siap tahan gempa", ucap Dwikorita usai pimpin rapat darurat di Pendopo Garut.

Baca Juga: Ratusan Rumah Rusak Akibat Gempa 6,5 M, Wilayah Garut dan Tasik Terparah

Diketahui Kabupaten Garut terletak di zona aktif gempa, yang membuatnya rentan terhadap gempa bumi. Namun untuk kasus yang terjadi saat ini Rita menjelaskan Gempa yang di akibatkan oleh Diformasi batuan di dalam lempeng miskin terjadinya gempa susulan.

"Karna tumbukan tadi batuanmelengkung terdeformasi dan ini bergerak didorong trus akhirnya lengkungan ini patah . Maka terjadilah patahan yang arahnya naik dan saat patah ada pelepasan ereksi yang disebut gempa bumi, Jadi penyebabnya deformasi Saat ini hanya satu ini, miskin gempa susulan dan inshyaalloh semoga tidak ada lagi gempa susulan dan itu secara teori secara logis". Jelas Rita.

Baca Juga: Paska Gempa 6,5 M : RSUD dr. Slamet Garut Aman, Pasien Tenang Tidak Ada Kepanikan

Halaman:

Editor: Roni Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x