Kontrversi Hamster Combat: Upaya Pengalihan dari Pemilihan Presiden di Tengah Kondisi Ekonomi Sulit di Iran

- 27 Juni 2024, 17:30 WIB
ilustrasi hamster combat
ilustrasi hamster combat /istimewa/google/

Pejabat pemerintah Iran dan kelompok garis keras telah menyatakan kritik tajam mereka terhadap permainan blockchain “ Hamster Kombat ,” yang semakin populer. Mereka menuduh bahwa permainan dasar play-to-earn tap adalah instrumen soft power yang diproyeksikan oleh negara-negara Barat.

Menurut Habibollah Sayyari, wakil kepala militer Iran, tujuan latihan ini adalah untuk mengalihkan perhatian masyarakat Iran dari pemilu mendatang. Ayatollah Nasser Makarem Shirazi, seorang otoritas agama, mengulangi komentar Sayyari, mengkarakterisasi seluruh industri cryptocurrency sebagai penipuan.

Meskipun negara ini sedang mengalami inflasi yang meroket dan sanksi-sanksi Barat, situasi keuangan buruk yang dialami banyak warga Iran tidak diakui dalam komentar-komentar para pejabat Iran ini. Nilai tukar saat ini adalah 1 dolar AS per 580.000 rial Iran, yang menjelaskan tantangan ekonomi Iran.

Baca Juga: Bisnis Uang Kuno Sangat Menjanjikan, Begini Pengakuan Charles

Meskipun biaya masuk untuk Axie relatif tinggi , guild game terorganisir menawarkan pemain di negara-negara berkembang cara untuk mengurangi biaya bermain game dan game blockchain lainnya sambil tetap menghasilkan keuntungan besar bagi anggota guild.

Game Blockchain Mendapatkan Popularitas di Negara Berkembang tetapi Menghadapi Kendala dalam Adopsi Arus Utama

Meskipun daya tarik permainan Web3 meningkat di negara berkembang, permainan blockchain masih perlu mencapai adopsi arus utama.

Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh OnePoll, 52% responden tidak mengetahui tentang game blockchain, sementara 32% mengetahui konsep tersebut tetapi belum pernah memainkannya.

Baca Juga: Uang Kuno Bisa Menjadi Pilihan Investasi Bagi Anak Muda

Angka-angka ini menunjukkan adanya pasar yang belum terlayani secara substansial, namun angka-angka ini juga menunjukkan masalah yang lebih umum pada game play-to-earn, seperti tidak adanya mekanisme gameplay berkualitas tinggi yang dapat bersaing dengan game konsol dan PC. (***)

Halaman:

Editor: Roni Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah